
sedikit congkak menjuluki dirinya sebagai The Special One. Itu di Inggris. Dengan kini bekerja di Italia, masihkah Mourinho bisa disebut spesial?
Tangan dingin dalam meracik sebuah tim, ditambah dengan prestasi mengkilat, dan plus bonus gemar mengumbar kontroversi menjadikan Mourinho sosok yang menarik jadi bahan pemberitaan.
"
Italia tentu tidaklah sama dengan Inggris. Kesuksesan Mourinho ketika meracik Chelsea adalah sejarah. Di taman bermain barunya bersama Inter Milan, Mourinho bisa disebut anak bawang.
Seperti yang diyakini oleh Fabio Capello, orang Italia yang mengarsiteki timnas Inggris. "Saya tak berpikir dia akan melakukan sesuatu yang spesial. Yang akan dia ubah hanya satu persen," katanya.
Capello boleh berkata seperti itu. Tapi tidak menurut anak-anak asuh Mourinho di Inter. Menurut Mario Balotelli dan kapten kesebelasan, Javier Zanetti, Mourinho membawa pendekatan berbeda. Sementara bagi Esteban Cambiasso, metode latihan Mourinho membuat Nerazzurri kelelahan.
Mourinho menguasai bahasa Italia dengan sangat fasih, sama dengan empat bahasa lainnya (Portugal, Inggris, Spanyol dan Prancis). Ia bahkan memberi keterangan pers di hari pertamanya di Inter dalam bahasa Italia yang nyaris sempurna. Bagaimanapun, pria 45 tahun itu mengakui bahwa dirinya memang masih perlu belajar banyak.
"Ada banyak ahli strategi hebat di Italia. Saya di sini untuk belajar dan bukan bertingkah seperti seorang profesor," katanya kepada SkySports.
"Mereka yang berpikir bahwa mereka mengerti segalanya benar-benar tak terdidik. Saya ingin belajar sesuatu yang baru setiap hari. Itulah tipe saya."
Sebuah retorika belaka? Bisa jadi. Karena belum genap sebulan di Italia, Mourinho sudah berani membuat gara-gara dengan Carlo Ancelotti, pelatih AC Milan yang pernah mencelanya karena Mourinho bukan mantan pesepakbola jempolan. Mourinho tampaknya tipe seorang yang bisa memaafkan namun sulit melupakan.
Menyitir kalimat Arrigo Sacchi --mantan pelatih Milan yang juga bukan eks pemain hebat yang pernah berkata bahwa untuk jadi joki, seseorang tak harus pernah menjadi kuda balap--, Mourinho mencerca balik Ancelotti. "Dokter gigi saya hebat, tapi dia tak pernah sakit gigi," ujarnya bertamsil.
Saat ini, jelas Mourinho belum bisa dibilang spesial dalam arti prestasi. Pembuktian ke-spesial-an dirinya baru akan bisa dilihat saat Seri A nanti menyelesaikan 38 pertandingannya dalam satu musim.
Meski demikian, spesialnya Mourinho sedikit banyak tercermin dari caranya bersikap. Di satu sisi, ia tak segan-segan mengumbar komentar pedas namun juga di sisi lain mengakui dirinya tak lebih dari seorang 'anak baru' yang tak berpengalaman.
Mourinho memberi sentuhan intelejensia kepada sepakbola. Ia terkadang arogan, tapi kemudian berubah kembali jadi humble.
"Sebuah kehormatan bagi saya bekerja di Italia dan berhadapan dengan tim-tim yang memiliki pelatih hebat," tukasnya. "Hari di mana saya berpikir saya tahu segalanya dan tak ada lagi yang harus dipelajari adalah hari di mana saya berhenti melatih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar